← Sistem Informasi Akuntansi
Analisis SIA →
Definisi Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Posted on Oktober 12, 2012 by
danukusumapraja
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnard dan
Hopwood (2000:23) sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya
seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi
informasi. Menurut Baridwan (1996:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan
komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan
kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan
pihak-pihak dalam (terutama manajemen )
Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan sistem
informasi akuntansi:
1. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi
prinsip cepat yaitu sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang
diperlukan dengan cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan
kualitas yang sesuai..
2. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman
yaitu sistem informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik
perusahaan.
3. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi
prinsip murah yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi
akuntansi tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
1.SIA : menggunakan sistem pemrosesan transaksi untuk
mencatat berbagai operasi transaksi yang terjadi, yang mempengaruhi status
finansial organisasi.
2.Sistem ini mengenai operasional sistem akuntansi, dan
menangani laporan historis dari semua transaksi yang terjadi dalam jumlah
besar.
3.Sistem ini membuat berbagai report seperti laporan
keseimbangan keuangan dan rekening masukan yang semuanya memberikan gambaran
finansial dari organisasi
-Ciri dalam transaksi SIA :
Menghasilkan
jumlah data yg besar, yg tiap hari selalu diproses, disimpan dan membutuhkan
kecepatan akses yg cepat serta keakuratan yg tinggi
Membutuhkan
kemudahan dalam pengoperasian pengontrolan serta prosedur error-checking yg
baik dalam menjaga sekuritas dan keakuratan data
Dirancang khusus
untuk kemudahan audit data, serta tracing (menelusuri) transaksi yg terjadi
Beberapa menggunakan
aplikasi DDS dan MIS, misal digunakan dalam menentukan estimasi dan perencanaan
anggaran
Subsistem sistem informasi akuntansi terdiri dari 5 sistem,
yaitu :
1. Sistem Pengeluaran (expenditure system)
Segala peristiwa yang berhubungan dengan usaha mendapatkan
sumber-sumber ekonomis yang diperlukan oleh perusahaan, baik berupa barang
ataupun jasa, baik pemasok dari luar maupun dari karyawan didalam perusahaan.
2. Sistem Pendapatan (revenue system)
Berhubungan dengan penjualan barang atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan kepada konsumen dan mendapatkan pembayaran dari
mereka.
3. Sistem Produksi (production systeme)
Berhubungan dengan pengumpulan, penggunaan dan pengubahan
bentuk suatu sumber ekonomi.
4. Sistem Manajemen Sumber Daya (resources management
system)
Meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan manajemen
dan pengendalian sumber daya seperti investasi dan aktiva tetap (fasilitas).
5. Sistem Buku Besar dan Laporan Keuangan (general ledger
and financial accounting)
Manfaat sistem informasi akuntansi:
• Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga
dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
• Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa
yang dihasilkan
• Meningkatkan efisiensi
• Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
• Meningkatkan sharing knowledge
• menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
Dan juga memiliki tujuan :
1. Untuk mendukung operasi-operasi sehari-hari (to Support
the –day-to-day operations).
2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen (to support
decision making by internal decision makers).
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan
pertanggung-jawaban (to fulfill obligations relating to stewardship).
Sumber/referensi:
sangpenguasa.atwiki.com
http://rahmatxgrafi.blogspot.com/2010/04/subsistem-sia-sistem-informasi
http://www.duniaremaja.org/akuntansi-f58/sistem-informasi-akuntansi-sia-
http://riezquchiha.wordpress.com/2010/10/09/sistam-informasi-akuntansi-sia/
Mengapa kita harus mempelajari SIA?
Mungkin banyak mahasiswa atau dosen akuntansi berkomentar,
“kenapa mahasiswa akuntansi perlu belajar SIA? Itu kan Sistem Informasi, isinya
program dan coding-coding nggak jelas, biar anak SI aja lah yang belajar SIA”.
Pernyataan-pernyataan semacam ini sering muncul dari
kalangan mahasiswa maupun dosen akuntansi. Lucunya, mahasiswa Sistem Informasi
sendiri sering berkomentar bahwa SIA itu berbau akuntansi, jadi menurut mereka
mahasiswa akuntansi saja yang belajar SIA. Pertanyaan selanjutnya adalah,
sebetulnya SIA itu harus dipelajari siapa?
Mari kita mulai pembahasan ini dari definisi SIA.
Secara singkat, Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu
kumpulan struktur dan prosedur berbasis teknologi informasi yang bekerja
bersama dengan tujuan untuk mengubah data-data keuangan menjadi informasi
keuangan yang berguna bagi stakeholder.
Dalam definisi tersebut terdapat kata kunci Sistem
Informasi, yaitu mengubah data menjadi informasi. Kata kunci inilah yang
seringkali tidak dipahami oleh orang awam, sehingga mereka salah mengartikan
Sistem Informasi dengan pemrograman dan coding-coding rumit. Padahal, mengubah
data menjadi informasi adalah fungsi dari database. Artinya, mempelajari Sistem
Informasi berarti harus mempelajari database, karena database adalah fondasi
utama dari suatu Sistem Informasi.
Pembangunan fondasi Sistem Informasi (baca: database), lebih
memerlukan kemampuan analisa dan logika, karena aliran data dalam dunia nyata
harus diterjemahkan kedalam aplikasi yang terstruktur dan terstandardisasi.
Contohnya,
‘Dalam suatu perusahaan terdapat ribuan karyawan, setiap
bulan terdapat karayawan baru dan karyawan resign. Dalam perusahaan itu,
seorang supervisor mengawasi beberapa karyawan perusahaan. Supervisor itu juga
merupakan karyawan perusahaan tetapi memiliki posisi yang lebih tinggi.
Karyawan di perusahaan itu memiliki NIK yang berbeda-beda, gaji yang bervariasi
dan tidak bisa dilihat oleh sembarang orang, dan mereka juga berasal dari
tempat yang berbeda.’
Disini terlihat bahwa permasalahan bukan terdapat dalam
pemrograman atau coding. Permasalahannya adalah, dimana nama-nama karyawan itu
akan disimpan, bagaimana menyimpan data supervisor yang berbeda dengan karyawan
biasa, bagaimana menarik data supervisor dan karyawan sehingga menjadi
informasi ‘siapa membawahi siapa saja’, atau bagaimana menyimpan daftar gaji
per karyawan?
Seorang perancang Sistem Informasi harus bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan semacam ini. Pemrograman dan coding sebetulnya masalah
terakhir dalam pembangunan Sistem Informasi secara utuh. Bila diibaratkan, maka
perancangan database adalah merancang bentuk dan ukuran bangunan, sedangkan
pemrograman dan coding adalah membangun bangunannya.
Inti dari perancangan database terdapat pada Data Flow
Diagram, Entity Relationship-Diagram, dan Hukum Normalisasi. Sedangkan bahasa
database terbaik saat ini adalah SQL (Structured Query Language). SQL sendiri
ada berbagai macam versi, tetapi pada dasarnya, struktur bahasanya mirip.
Fungsi dari SQL ini secara singkatnya adalah, memerintah
database untuk memunculkan data sesuai kebutuhan kita sehingga menjadi
informasi yang berguna.
Oleh karena itu, mahasiswa SIA harus menguasai fondasi SIA,
yaitu perancangan database dan Query.
Setelah mahasiswa bisa melakukan perancangan database,
selanjutnya mahasiswa perlu mempelajari pembuatan Sistem Informasi, sehingga
pengetahuan mahasiswa mengenai Sistem Informasi akan menjadi lengkap.
Suatu software terbaik yang bisa digunakan untuk
pembelajaran SIA adalah DBMS Microsoft Access.
Microsoft Access memiliki kelebihan dimana database, query
dan aplikasi Sistem Informasi bisa dibangun dengan GUI (Graphical User
Interface). GUI ini sangat memudahkan pengguna dalam membangun database dan
aplikasi Sistem Informasi. Walaupun begitu, pengguna masih dapat melihat bahasa
pemrograman hasil dari GUI tersebut.
Misalnya, untuk software database lain seperti Oracle,
pemakai Oracle biasanya harus mengetik SQL untuk membuat tabel dan membangun
Query. Dalam Access, tabel dan query bisa dibuat hanya dengan mengklik dan
sedikit mengetik, tetapi bahasa SQL masih dapat dilihat.
Contoh lainnya, pemrogram Visual Basic biasanya harus
mengetikkan coding dan bahasa Visual Basic untuk membangun sebuah aplikasi.
Dalam Access, pengguna hanya perlu membuat aplikasi dengan mengklik toolbox,
tetapi pengguna masih dapat membaca dan mempelajari Visual Basicnya.
Selain kemudahan dalam membangun sistem dan akses terhadap
bahasa pemrograman, Microsoft Access juga memiliki kelebihan di bidang
pengendalian (control) dan integrasi.
Pada era dimana skala bisnis semakin besar, perusahaan harus
bisa mengintegrasikan data-data keuangan dan kemudian mengumpulkannya dalam
satu laporan keuangan utuh. Coba bayangkan bila perusahaan ritel besar semacam
Hypermart tidak memiliki Sistem Informasi Akuntansi terintegrasi, data
penjualan harian dari Hypermart cabang Batam harus dibawa ke Hypermart cabang
Jakarta, kemudian dikumpulkan jadi satu dan disusun hingga menjadi laporan
penjualan. Padahal, jumlah transaksi penjualan di sebuah Hypermart dalam satu
hari bisa mencapai ribuan.
Sistem Informasi terintegrasi ini bisa ditunjukkan dan
dibangun dalam skala kecil dengan menggunakan Microsoft Access. Dengan
kemampuannya sebagai DBMS, Access bisa memisahkan antara database dengan
aplikasi dan menghubungkan antar aplikasi melalui jaringan LAN. Dengan
kemampuan ini, mahasiswa dapat diberi gambaran mengenai bagaimana aplikasi
Payroll yang ada di bagian payroll terintegrasi dengan aplikasi penjualan di
bagian penjualan dan aplikasi biaya di bagian biaya, dan kemudian tiga aplikasi
di tempat terpisah ini dapat menyumbang komponen pendapatan, biaya dan biaya
gaji untuk bagian reporting, sehingga dihasilkan sebuah laporan rugi laba.
Sistem Informasi terintegrasi juga harus memperhatikan
faktor pengendalian internal. Dimana dalam dunia teknologi informasi seperti
sekarang ini, pengendalian internal merupakan faktor yang sangat penting.
Microsoft Access juga memiliki kemampuan dalam pengendalian. Misalnya dalam
kasus diatas, bagian penjualan tidak bisa mengakses data di bagian payroll.
Kesimpulannya, Sistem Informasi Akuntansi sebaiknya
diajarkan pada mahasiswa Akuntansi. Karena sebetulnya Sistem Informasi adalah
suatu alat baru dalam Pelaporan Keuangan modern yang menggantikan kertas-kertas
yang harus digarisi debit kredit atau spreadsheet.
Mau tidak mau, ketika memasuki dunia kerja, seorang akuntan
akan ditempatkan pada lingkungan pelaporan keuangan yang terintegrasi dan
menggunakan sistem informasi. Tidak ada lagi membuat jurnal dengan kertas atau
spreadsheet.
Untuk profesi auditor, sejak tahun 2002 kata audit cenderung
bergeser ke arah assurance, dan memiliki titik berat pada internal control
(kroscek dengan Sarbanes Oxley Act, website KAP big 4 seperti PWC, deloitte,
E&Y). Auditor sekarang harus bisa memberi assurance terhadap internal
control di perusahaan. Maka, bila dulunya audit fokus pada test of detail dan
mengaudit sistem informasi around the computer, sejak tahun 2002 KAP mulai
menerjunkan bagian System Process Assurance untuk melakukan test of control dan
mengaudit sistem informasi trough the computer, baru kemudian bagian assurance
melakukan pengauditan. Ibaratnya seperti ember, bila Test of Control terisi ¾
bagian, maka Test of Detail hanya perlu dilakukan 1/4nya.
Hal ini sangat diperlukan untuk mengaudit perusahaan seperti
Astra yang memiliki anak perusahaan besar, berbeda jenis usaha dan jumlahnya
banyak. Melakukan Test of Detail penuh pada Astra akan sangat costly dan tidak
ada keyakinan bahwa fraud tidak mungkin terjadi.
Untuk dapat melakukan Test of Control, auditor harus
mengerti bagaimana suatu Sistem Informasi terintegrasi itu dibangun. Bagaimana
database bekerja dalam menginput data, mengendalikan data dan menghasilkan
informasi.
Sumber : Yohanes Handoko -
http://rogonyowosukmo.wordpress.com/2009/07/28/sistem-informasi-akuntansi/
PERAN SIA DALAM RANTAI NILAI
(VALUE CHAIN)
Pada umumnya organisasi bertujuan menyediakan nilai untuk
pelanggan. Hal tsb membutuhkan pelaksanaan berbagai kegiatan yang berbeda-beda,
dan dapat dikonseptualisasikan dalam bentuk rantai nilai (value chain).
Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama
(primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para
pelanggannya, yaitu:
1. Inbound logistics terdiri dari penerimaan, penyimpanan,
dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk
menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.
2. Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang
mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi.
3. Outbond logistics adalah aktivitas-aktivitas yang
melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan.
4. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk
yang dihasilkan organisasi.
5. Pelayanan (service) memberikan dukungan pelayanan purna
jual kepada para pelanggan.
Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung
(support activities) yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut
dilaksanakan secara efisien dan efektif. Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
1. Infrastruktur perusahaan mengarah pada
aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang
penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari
infrastruktur perusahaan.
2. Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian
kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk
atau jasa. Contoh: penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi
informasi yang baru, pengembangan Website, dan desain produk.
4. Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang
melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan
untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama.
BAGAIMANA SIA DAPAT MENAMBAH NILAI BAGI ORGANISASI
Model rantai nilai menunjukkan bahwa SIA adalah aktivitas
pendukung. SIA dapat menambah nilai bagi organisasi dengan cara memberikan
informasi yang akurat dan tepat waktu, agar kelima aktivitas utama rantai nilai
dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. SIA yang dirancang dengan
baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
1. memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk
menghasilkan produk atau jasa.
2. memperbaiki efisiensi. SIA yang dirancang dengan baik
dapat membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses dengan memberikan
informasi yang lebih tepat waktu.
3. memperbaiki pengambilan keputusan. SIA dapat memperbaiki
pengambilan keputusan dengan memberikan informasi dengan tepat waktu.
4. berbagi pengetahuan. SIA yang dirancang dengan baik bisa
mempermudah proses berbagi pengetahuan dan keahlian, yang selanjutnya dapat memperbaiki
proses operasi perusahaan, dan bahkan memberikan keunggulan kompetitif.
SIA yang dirancang dengan baik juga dapat membantu
meningkatkan laba organisasi dengan memperbaiki efisiensi dan efektivitas
rantai persediaannya. Contoh: dengan mengijinkan para pelanggan secara langsung
mengakses sistem persediaan dan order penjualan milik perusahaan, biaya
aktivitas penjualan dan pemasaran dapat dikurangi. Selanjutnya, apabila akses
seperti itu mengurangi biaya yang ditanggung para pelanggan dan waktu pemesanan,
baik tingkat penjualan dan perolehan pelanggan akan meningkat. Tentu saja,
dengan membuat sistem informasi antar-organisasi seperti itu akan menimbulkan
kekhawatiran baru mengenai sistem pengendalian yang harus dibicarakan. Hal ini
juga membutuhkan peningkatan keandalan dan keakuratan data SIA.
DATA DAN INFORMASI
Data mengarah pada fakta-fakta yang kita kumpulkan, simpan
dan proses dengan sistem informasi. Terdapat 3 jenis data yang perlu
dikumpulkan untuk aktivitas apa pun, yaitu: fakta-fakta tentang kejadian itu
sendiri (contoh yang berkaitan dengan kejadian penjualan, seperti tanggal
penjualan; jumlah total penjualan), sumber daya yang dipengaruhi oleh kejadian
tersebut (contoh yang berkaitan dengan sumber daya yang dijual, seperti
identitas barang atau jasa, jumlah yang dijual, harga per unit), dan para
pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut (contoh yang berkaitan dengan para
pelaku yang terlibat di dalam penjualan, seperti identitas pelanggan, dan
penjual produk).
Setelah data dikumpulkan, merupakan tugas SIA untuk mengubah
berbagai fakta tersebut agar dapat digunakan untuk membuat keputusan. Jadi,
informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti.
SIA dan STRATEGI KORPORAT
• Strategi dan Posisi Strategis
Ada 2 strategi dasar bisnis yang dapat diikuti oleh
perusahaan, berdasarkan argumentasi seorang professor bisnis di Harvard,
Michael Porter. yaitu :
1. Strategi diferensiasi produk memerlukan penambahan
beberapa fitur atau pelayanan atas produk Anda yang tidak diberikan oleh para
pesaing. Dengan melakukan hal ini, perusahaan akan dapat menetapkan harga
premium ke para pelanggannya.
2. Strategi biaya rendah (low-cost) memerlukan perjuangan
untuk menjadi penghasil suatu produk atau jasa yang paling efisien.
Kadang-kadang, sebuah perusahaan dapat berhasil baik dalam
menghasilkan produk yang lebih baik dari para pesaingnya dengan biaya yang
lebih rendah dari biaya rata-rata untuk industri tersebut. Akan tetapi,
biasanya perusahaan harus memilih di antara kedua strategi tersebut. Apabila
mereka berkonsentrasi untuk menjadi penghasil produk yang biayanya paling
rendah, mereka harus melepas beberapa keistimewaan penambah nilai yang mungkin
membedakan produk mereka dengan produk lainnya. Apabila mereka berfokus pada
diferensiasi produk, mereka tampaknya tidak akan memiliki biaya yang paling
rendah dalam industri mereka. Jadi, strategi bisnis melibatkan pemilihan.
Porter menggambarkan 3 posisi strategi dasar, yaitu :
1. Posisi strategis berdasar keanekaragaman (variety-based)
melibatkan produksi atau penyediaan sebagian dari produk atau jasa dalam
industri tertentu. Contoh: Jiffy Lube International adalah perusahaan yang
mengadopsi posisi strategis berdasar keanekaragaman, dimana perusahaan tersebut
tidak menyediakan jasa perbaikan mobil yang beranekaragam, tetapi mereka
berfokus pada jasa ganti oli dan pelumas.
2. Posisi strategis berdasar kebutuhan (needs-based)
melibatkan usaha untuk melayani hampir seluruh kebutuhan dari kelompok
pelanggan tertentu. Termasuk didalamnya adalah mengidentifikasi target pasar.
Sebagai contoh : sebuah perusahaan yang memfokuskan pada para pensiunan.
3. Posisi strategis berdasar akses (access-based) melibatkan
sebagian pelanggan yang berbeda dari pelanggan lainnya dalam hal faktor-faktor
seperti lokasi geografis atau ukuran. Hal ini menimbulkan perbedaan kebutuhan
dalam melayani para pelanggan tersebut. Contoh : Perusahaan Edward Jones
mengadopsi posisi strategis berdasar akses, dimana kantor pialang sahamnya
sebagan besar terletak di kota-kota kecil yang tidak dilayani oleh kantor
pialang lainnya yang lebih besar.
Memilih sebuah posisi strategis adalah hal yang penting
karena hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk memfokuskan usaha-usahanya
atau akibatnya perusahaan berisiko mencoba menjadi segalanya untuk semua orang.
• Teknologi Informasi dan Strategi Bisnis
Perkembangan teknologi informasi dapat mempengaruhi
strategi. Perkembangan internet sangat mempengaruhi cara berbagai tahapan
rantai nilai dilaksanakan. Contoh : untuk produk-produk yang dapat diubah
menjadi data digital, internet memungkinkan organisasi untuk secara signifikan
mempersingkat aktivitas inbound dan outbond logistics mereka.
Selain secara langsung mempengaruhi cara-cara organisasi
menjalankan aktivitas-aktivitas rantai nilai mereka, internet juga dapat secara
signifikan mempengaruhi baik strategi dan posisi strategis. Contoh: internet
secara dramatis dapat mengurangi biaya, dan karenanya membantu perusahaan
mengimplementasikan strategi biaya rendah (low-cost strategy). Akan tetapi,
jika setiap perusahaan dalam industri tertentu mempergunakan internet untuk
mengadopsi strategi biaya rendah, maka pengaruhnya akan problematis. Bahkan,
salah satu hasil yang mungkin terjadi adalah persaingan harga yang ketat
antar-perusahaan. Apabila hal ini terjadi, hasil dari penghematan biaya yang
diberikan oleh internet akan diperoleh para pelanggan, bukan dikuasai oleh
perusahaan dalam bentuk laba tinggi. Lebih jauh lagi, karena setiap perusahaan
dapat mempergunakan internet untuk mempersingkat aktivitas-aktivitas rantai
nilainya, sepertinya tidak mungkin perusahaan dapat menggunakan internet untuk
mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan jika dihadapkan dengan
para pesaingnya. Oleh karena itu, begitu sebagian besar perusahaan dalam suatu industri
mulai mengintegrasikan secara penuh internet ke dalam rantai nilai mereka,
pengaruhnya mungkin adalah mendorong perusahaan untuk bergeser dari mengikuti
strategi biaya rendah, ke semacam bentuk strategi diferensiasi produk.
Internet juga dapat mempengaruhi keinginan relatif untuk
mengikuti ketiga posisi strategis yang digambarkan sebelumnya. Sebagai contoh,
dengan secara drastis mengurangi atau menghilangkan halangan geografis,
internet membuat produk suatu perusahaan tersedia di hampir semua tempat.
Konsekuensinya adalah merupakan hal yang sulit untuk membuat atau
mempertahankan posisi strategis berdasar akses. Ini hanyalah suatu contoh
tentang bagaimana cara internet dapat mempengaruhi strategi dan pilihan posisi
strategis perusahaan.
• Peran SIA
SIA suatu organisasi memainkan peranan penting dalam
membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis. Mencapai
kesesuaian yang baik antar aktivitas membutuhkan pengumpulan data tiap
aktivitas. Hal lain yang juga penting adalah sistem informasi harus
mengumpulkan dan mengintegrasikan baik data keuangan maupun non-keuangan dari
aktivitas-aktivitas organisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar