Bismillah hirrahman nirrahiim…
Perang
pemikiran atau Ghazwul Fikri, baru sadar ternyata dampaknya sangat luas
sekali. Bisa mengubah cara pandang seseorang dari melihat hal yang
jahat/buruk menjadi hal yang baik. Dibungkus dengan sedemikina rupa,
dipercantik dengan kata-kata yang indah sehingga memudahkan kita sebagai
umat Islam menerimanya. Bahkan bisa membelanya dengan mati-matian,
padahal yang dibela itu sesuatu yang bathil. Dengan banyaknya
paham-paham, aliran-aliran, berita-berita yang setiap hari menyerang
pemikiran kita maka sudah sepatutnyalah kita semua instropeksi diri,
apakah kita sudah benar? Apakah kita sudah berada dijalan yang lurus,
jalan yang diridhoi Allah SWT? Parameternya cukup ‘mudah’ yaitu kembali
kepada Al-quran dan As-sunnah. Dan mengenai Ghazwul Fikri, dapat link
dari istri mudah-mudahan semakin memperjelas bahwa sebenarnya kita ini
sedang berperang….
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas
sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari’at Islam. Di
tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru
berkata, “Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada
kapur, di tangan kanan ada penghapus.
Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah “Kapur!”, jika saya
angkat penghapus ini, maka berserulah “Penghapus!” Murid muridnya pun
mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan
kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, “Baik sekarang
perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah “Penghapus!”, jika
saya angkat penghapus, maka katakanlah “Kapur!”. Dan permainan diulang
kembali.
Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat
sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak
lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru
tersenyum kepada murid-muridnya.
“Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat
membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian,
musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan
yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.
Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal
tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik
oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan
kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah
berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.”
“Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik,
zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah,
sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini
menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain.
Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit
menerimanya. Paham?” tanya Guru kepada murid-muridnya. “Paham Bu Guru”
“Baik permainan kedua,” Ibu Guru melanjutkan. “Bu Guru ada
Qur’an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu “dijaga”
sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak
berdiri di luar karpet.
Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur’an yang ada
di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?”
Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan
lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.
Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet,
dan ia ambil Qur’an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia
memenuhi syarat, tidak memijak karpet.
“Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya.
Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan
terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah.
Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi
mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga
kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka
dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka
bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah,
tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding
akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan
dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…”
“Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak
akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan
meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan
lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah
meninggalkan Syari’at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka
inginkan.”
“Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu
Guru?” tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang,
misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang
tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka
tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak
terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak.
Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo’a dahulu sebelum
pulang…”
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan
tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan
inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam
surat At Taubah yang artinya:
“Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka,
sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun
orang-orang kafir itu benci akan hal itu.”(QS. At Taubah :32).
Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat
Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda
Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui
mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show,
hingga tak terasa.
Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?
Artikel diatas didapat dari http://www.arrahmah.com
emperor casino - shootercasino.com
BalasHapusPlay online casino 1xbet korean games. 제왕카지노 Online Slots. Play slots online. Win real money. No signup 바카라 사이트 or download necessary. Just start playing now.